Tulisan dan ajakan kali ini, tentang persaudaraan, sekaligus ajakan kepada semua elemen masyarakat untuk bersama menyeleksi dengan baik, siapa putra-putri yang layak diberi amanah menjadi pemimpin dan wakil rakyat untuk lima tahun kedepan.
Berikut ajakan Arif Saleh yang diberi judul “Dari Mas Bro untuk Wajo”.
Kurang dari satu bulan, rakyat Indonesia akan menentukan masa depan bangsa ini. Tepat 17 April 2019, kita akan menggunakan hak pilih.
Memilih calon presiden dan wakil presiden. Memilih calon senator. Memilih wakil rakyat untuk tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
Kita berharap banyak, sekaligus menggantungkan masa depan negeri ini ke mereka yang kelak diamanahkan menjadi pemimpin dan wakil rakyat. Pemimpin yang tulus melayani. Pemimpin yang melindungi kedaulatan rakyat. Pemimpin yang menjamin masa depan anak-cucu kita.
Wakil rakyat yang dilubuk hatinya selalu tertanam bahwa ia adalah pengabdi. Wakil rakyat yang ikhlas selalu hadir dalam suka dan duka warga. Wakil rakyat yang kata dan perbuatannya seiring. Wakil rakyat yang berkomitmen majukan bangsa dan negara. Wakil rakyat yang tak bosan memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
Orang Tua dan Saudaraku…
Saya percaya dan menaruh hormat ke kita semua. Saya meyakini jika suarata’ di Pemilu dan Pilpres 2019 akan kita amanahkan ke mereka yang memang pantas untuk menjadi pemimpin dan wakil rakyat.
Saya tak ragu jika harapan dan dukunganta’ akan teruntuk ke mereka yang punya niat tulus, punya kemampuan, komitmen, dan integritas mewakili kita untuk lima tahun ke depan. Saya kurang yakin jika orang tua dan saudaraku akan menjual hak suaranya dengan selembar atau dua lembar uang merah dan biru. Apalagi menukar dengan sembako.
Terkhusus untuk orang tua dan saudaraku yang bermukim di tanah Wajo, pasti tak melupakan pesan leluhur kita. Leluhur yang mengingatkan tentang “makkiade”. Leluhur yang menanamkan tentang semangat Yassiwajori. Leluhur yang selalu mendengungkan tentang “sipakatau”, “sipakainge”, dan “sipakalebbi”. Leluhur yang selalu mengingatkan tentang arti “sippamase-mase”.
Saya pun tak khawatir tentang akal sehat orang Wajo. Dari dulu dan Insyaallah selamanya, identitas kita “Issengngi tau Wajo’e nasaba amaccangenna,” tak akan luntur.
Karena alasan itu juga, sebagai wija tau Wajo, saya tak pernah ragu jika “amaccangenna” tau Wajo’e akan ditunjukkan dalam menentukan pemimpin dan wakil rakyat. ‘Macca’ menyeleksi tau mapparentah, dan ‘macca pittei’ wakele rakyatnya. Insyaallah.
Orang tua dan Saudaraku….
Pemilu 2019 semakin di depan mata. Sebagai anak negeri, sekaligus calon anggota DPRD Wajo Dapil I Kecamatan Tempe nomor urut 7 dari Partai Nasdem, izinkan saya Muh.Arif Saleh menjadi anak, adik, kakak dan saudara selamanya. Terlepas jika di hari pencoblosan kita memilih saya atau tidak.
Sebuah kebanggaan bagi saya bisa mendapat kesempatan mulia maju menjadi caleg. Di momentum pemilu, saya sungguh bahagia bisa menemukan banyak orang tua dan saudara. Bahagia karena bisa merajut silaturahmi untuk jangka panjang. Bahagia, karena bisa dipertemukan kembali orang tua dan saudaraku, setelah puluhan tahun saya meniti karier di tanah rantauan.
Orang Tua dan Saudaraku…
Saya berterima kasih “maraja” kepada keluarga, para orangtuaku, serta saudaraku atas doa, support dan dukunganta’ selama ini. Saya bagian orang Bugis yang memahami dan memaknai arti “ipawereki.” Tapawereki ka’ tuh. Dan insyaallah, kita akan selalu bersama Ma’77 ridecengnge.
Anak, adik dan kakak ta’ ini tak akan menyimpan dendam, kebencian jika di antara orang tua dan saudaraku beda pilihan dengan saya. Percayalah, kita adalah saudara selamanya, sekalipun dukunganta’ kita titipkan ke putra-putri terbaik Wajo lainnya.
Terakhir, “taddampengka’” jika saya lancang mengingatkan. Mengingatkan untuk tidak saling menebar fitnah. Mengingatkan bersama “patarakkai kampongta”. Mengingatkan bersama MA’7 ridecengnge. Salama’ki.
Salam Mas Bro!.. (Fat)
Editor Akbar Sulapa