MAJENE,SULAPA.COM – Rapat Senat Pemilihan Rektor Universitas Sulawesi Barat UNSULBAR yang disertai dengan putusan Menteri RISTEK DIKTI, Selasa (02-04-2019)
Dalam bursa pemilihan Rektor Perguruan Tinggi yang berdiri sejak tahun 2007 ini, diikuti oleh 3 kandidat, kandidat tersebut ialah Rektor UNSULBAR Dr. Ir. Akhsan Jalaluddin (incumbent), Prof. Dr. Mediaty, MSi.Ak.CA (UNHAS) dan Dr. Muhammad Abdy (UNSULBAR). Dengan Dr. Ir. Akhsan Jalaluddin sebagai rektor terpilih dengan 22 suara.
Sebenarnya masyarakat Mandar sangat menginginkan adanya perubahan di UNSULBAR ini, mengingat sejak berdiri tahun 2007 Universitas ini belum banyak mengalami perubahan. Jika diliat dari Status Akreditasi ternyata hanya 14 Program Studi yang hampir semuanya mendapat nilai C dan hanya satu prodi yang mendapat nilai B. Imbasnya adalah para Alumni lulusan UNSULBAR akan mengalami kesulitan untuk bisa bersaing di dunia kerja dengan bermodalkan ijazah PT Non Akreditasi.
Sejatinya Masyarakat sangat berharap dengan Kebesaran hati Ibu Prof. Dr. Mediaty, MSi.Ak.CA dari UNHAS untuk dapat memenangkan contestasi pemilihan Rektor ini, karena mengingat track recordnya di UNHAS yang sangat bagus, beliau tercatat pernah memimpin Departemen Akuntansi dengan Predikat Akreditasi A. Beliau juga punya reputasi baik dibidang Ilmiah dan juga di bidang Profesi Akuntan.
Namun sangat disayangkan mayoritas Senat dan Suara Menristek DIKTI diarahkan kepada incumbent yang sudah ditau seperti apa kinerja dan reputasinya.
Sangat tidak logis jika sebuah kampus yang akan melahirkan Sumber Daya Manusia berkwalitas yang akan melakukan perubahan di Provinsi Sulbar, justru dalam kurun waktu 2 periode kepemimpinannya tidak mampu meningkatkan status kampus.
Pemerhati Pendidikan, mengaku sangat prihatin melihat keadaan dan sikap para pemangku kepentingan yang seolah membiarkan kondisi seperti sekarang dan cenderung mempertahankan status Quo.
“Seolah-olah ada yang menikmati zona nyaman sehingga tidak menginginkan adanya perubahan. Semoga Mahasiswa dan seluruh pemangku kepentingan lainnya dapat menyadari dampak dari rendahnya peringkat perguruan tinggi mereka, terutama ketika akan melamar kerja dan menjadi ASN akan sangat sulit untuk diterima jika berasal dari Perguruan Tinggi (PT) yang tidak terakreditasi.” Ucapnya yang enggan disebutkan namanya
Peliput : Agung Shabir