JAKARTA, SULAPA. COM – Puluhan Mahasiswa dan Pemuda yang tergabung dalam organisasi serumpun syarikat Islam yaitu Perisai (Pertahanan Ideologi Syarikat Islam) menggeruduk Mall Bellagio Jakarta Selatan Jumat 26/07/2019.
PERISAI meminta pihak Mall Bellagio untuk tidak memperpanjang penyewaan tempat hiburan mall apollo dikarenakan meresahkan dan membuat masyarakat terjangkit penyakit sosial.
Passalnya Hak TDUP yang dikeluarkan izin dari pemerintahan diduga disalah gunakan fungsi dan kewajibannya menjadi tempat Hiburan Malam (THM). Dalam aksi-aksi sebelumnya Perisai mendesak Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan dan Walikota Jakarta Selatan untuk menutup salah satu hiburan malam di Jakarta Selatan.
Koordinator lapangan aksi, M Happy, mengatakan bahwa pihaknya dari Perisai mendesak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Walikota Jakarta Selatan Marullah Matali untuk mencabut Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) salah satu hiburan malam di karena disinyalir sebagai tempat berkumpulnya para kaum yang suka sesama jenis atau be-sexual/LGBT.
“Kami mendesak Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Jakarta Selatan untuk memerintahkan Sudin Pariwisata untuk mencabut Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) tempat hiburan Apollo Bar & Lounge Club tersebut,” tandas Happy
Menurutnya, permintaan ini dinilai tempat hiburan malam ini telah melanggar Pergub No. 18 Tahun 2018 tentang penyelenggaraan Usaha Pariwisata.
Selain itu, massa juga minta management mall belagio bertanggungjawab untuk tidak memperpanjang kontrak penyewaan hiburan Apollo Bar & Louge Club karena diduga membuat masyarakat menjadi terpengaruh menjadi kaum sodom/gay.
Happy katakan, kita sebagai warga Jakarta tidak ingin kota Jakarta khususnya daerah Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, menjadi seperti kota Sodom yang di azab oleh Allah SWT.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebutkan, “Pokoknya kalau Anda menemukan laporkan, kita akan melakukan penyelidikan,” tegas Anies di Balaikota, Jakarta Pusat, Kamis (29/3/2018) lalu.
“Kami ingin menghadirkan Jakarta sebagai kota yang standar moralnya tinggi. Kami tidak ingin Jakarta kompromis terhadap praktik yang tidak sesuai dengan Perda,” tandasnya mengikuti ucapan Anies.
Itu adalah penggalan kalimat yang keluar dari mulut Gunernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada 14 November 2017. Anies juga berjanji kepada para tokoh lintas agama yang hadir untuk tidak berkompromi terhadap perbuatan asusila dan perbuatan melanggar moral. (*)