Andi A. Mallarangeng: Pemilihan Ketum KKSS Jangan Seperti Partai

JAKARTA, SULAPA. COM — Anggota Dewan Penyantun Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Dr. Andi Alfian Mallarangeng mengungkapkan bahwa dalam pemilihan Ketua Umum KKSS pada Musyawarah Besar XI yang rencananya diadakan di Solo, Jawa Tengah, 15 -17 November 2019, agar menghindari cara pemilihan seperti ketua umum partai.

“Lebih ideal bila pemilihan diadakan dengan mengedepankan prinsip pemufakatan. Jangan sampai warga terbelah dan menimbulkan konflik,” kata mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini.

Mallarangeng menyatakan hal ini dalam acara ngopi bareng bersama sejumlah pengurus KKSS di restoran Wong Bara Grill, Jakarta Pusat, Sabtu, (24/08/2019). Acara ini diinisiasi oleh Dr. Hasanuddin Massaile, SH, Ketua Umum KKSS periode 2005-2009, H. Arifuddin Pangka, Dr. Andi Jamaro Dulung, — keduanya wakil ketua umum KKSS dan Andi Indra Jakile.

Lebih lanjut Mallarangeng, mengutarakan, kita sebagai warga sangat membutuhkan keberadaan KKSS, mengingat selama ini banyak penyelesaian konflik antar masyarakat berhasil diselesaikan dengan pendekatan komunitas yang dilakukan KKSS.

Hasanuddin sendiri selaku pengundang berpesan supaya Mubes KKSS mendatang diselenggarakan dengan cara-cara rukun, damai, dan mementingkan kepentingan lebih besar daripada kepentingan sempit.

Tiga calon ketum yang hadir adalah Dr. Andi Jamaro Dulung, Irjen Pol (Pur) Burhanuddin Andi dan Ketua Ikatan Wanita Sulawesi Selatan Nurwasih Azis Noor.

Jamaro yang juga Ketua Panitia Mubes menegaskan Presiden Joko Widodo akan membuka Mubes XI, dan Jusuf Kalla hadir sebagai Ketua Dewan Kehormatan KKSS. Ia sendiri siap menerima amanah, sebagai calon dan sekiranya memastikan maju di kontestasi lima tahunan ini ia akan mundur sebagai ketua OC.

Mantan Kapolda Sulsel dan Bengkulu Burhanuddin Andi menekankan akan pentingnya KKSS memilih ketua yang memiliki program yang bermanfaat pada warga dan mempunyai kompetensi serta tidak memiliki konflik interest dalam bisnis dan politik.

“Kita bertarung dulu sampai mencapai tiga besar. Setelah itu tiga calon bermusyawarah siapa yang dikehendaki menjadi ketua umum KKSS,” tuturnya.

Dalam diskusi hangat yang juga diikuti oleh pilar KKSS yang memiliki hak suara itu, umumnya senada dengan pemilihan yang berlangsung elegan, tidak saling mempermalukan sehingga eskalasi tidak meluas. Selain itu ditawarkan format pemilihan dengan beberapa opsi yaitu model aklamasi, tudang si pulung dengan musyawarah mufakat, selain dengan sistem pemilihan langsung. (fri)

Tinggalkan Balasan