Bagi setiap orang, hujan memiliki makna yang berbeda-beda. Bagi seseorang, hujan menandakan kesuburan dan kemakmuran, bagi orang lain hujan mengingatkan mereka akan peristiwa kelam yang pernah mereka alami, bagi sepasang sejoli hujan membawa suasana romantis yang menghangatkan dan menambah romantisme di antara mereka, sedangkan bagi anak-anak hujan merupakan saat yang paling dinanti untuk bermain dan bersenang-senang.
Hujan adalah salah satu fenomena alam yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita. Hujan sendiri merupakan proses kondensasi uap air yang terkumpul di langit menjadi awan yang membentuk butir air yang jatuh ke permukaan bumi. Turunnya hujan ke bumi sudah sepantasnya bila disyukuri, karena hujan membawa kehidupan bagi semua mahluk yang ada di bumi.
Hujan selalu membawa aromanya sendiri. Hujan selalu menghadirkan cerita, entah itu suka, senang, sedih, bahagia. Yang aku tau hujan selalu bercerita tentang kenanganku, kenangan antara aku dan kamu. Kenangan yang seharusnya mulai aku tinggalkan jauh sejak kamu memilih pergi dari duniaku. Tidak, kamu tidak benar-benar pergi memang. Kamu masih berdiri samar-samar di seberang jalan dengan rintik hujan yang mengiringimu. Hujan selalu memberikan suasana yang berbeda, termasuk suasana hatiku yang amat sangat dengan mudahnnya dikacaukan hanya gara-gara hujan. Tidak, aku tidak pernah menyalahkan hujan. Justru aku sangat bersyukur ketika hujan diturunkan berarti dari situ aku mulai mengingat-ingat lagi masa lalu ketika aku bersamamu. Ketika kita berdua sama-sama menikmati hujan.
Turunnya hujan juga merupakan saat yang tepat untuk mengupdate status di media sosial. Tak peduli pagi, siang, sore maupun malam, ketika hujan turun, silahkan update status Anda dengan kata kata tentang hujan yang sesuai dengan suasana hati Anda.
Hujan memang saat yang tepat untuk dinikmati bersama orang yang Anda cintai. Cuaca yang dingin membuat kita merasakan kehangatan cinta bersama dengan kekasih. Berikut ini beberapa kata mutiara romantis yang dapat Anda sampaikan kepada si dia ketika hujan turun: “Aku ingin kau tahu, diam-diam, aku selalu menitipkan harapan yang sama ke dalam beribu-ribu rintik hujan: aku ingin hari depanku selalu bersamamu”. Juga pada kalimat-kalimat berikut ini: “Derasnya hujan yang setiap hari turun dari langit dengan memberikan banyak manfaat bagi makhluk-Nya sama dengan cintamu padaku yang selalu memberikan berbagai macam cerita di hidupku”. Lalu mengapa kebanyakan orang menjadi banyak mengenang ketika turun hujan, apalagi jika sedang sendirian? Simak paragraf tentang “Rindu Hujan” di bawah ini :
“Langit mulai menghitam. Angin terasa semakin dingin. Aku menatap hujan yang mulai turun dari balik jendela kaca di tempatku berada. Kemudian perasaan-perasaan itu menyerbu masuk tanpa diundang. Rindu. Ada begitu banyak rindu. Aku merindukan rumah, kampung halaman yang jauhnya ratusan kilometer dari tempatku berada. Ketika hujan turun di sana, aku bisa melihat pelataran yang luas dan seluruh pohon-pohon menjadi basah. Ada sawah di samping rumah yang ketika hujan deras reda akan menjelma lautan tempatku dulu bermain perahu dari pelepah pisang. Hujan juga mengingatkanku pada segelas kopi hitam buatan ibu, yang akan menemani kami selagi bercerita tentang apa saja sambil menunggu hujan mereda. Hujan, kopi dan ibu: perpaduan sempurna yang tidak akan bisa kudapatkan penggantinya di manapun di seluruh dunia”.
Puisi-Puisi bertema “Hujan” :
Setetes Kenangan dalam Hujan
Oleh: Tarisya Widya Safitria
Dulu,
Saat semburat merah jingga nan elok
Saat gumpalan kapas gelap bersanding bersama cakrawala
Tetes kehidupan jatuh serentak
Membombardir ribuan kilometer lahan
Impresi
menguap di atas tanah
Larut bersama wewangian hujan
Di bawah rintik-rintik nikmat Tuhan
Tersemat manis indahnya janji masa depan
Penuai kebahagiaan semu berselimut basah
Hujan dan Namamu
Oleh: E. Natasha
Senandung
lagu mendekap lirih romansa jiwa
Benak menyapa raut wajah yang nyaris tenggelam
Dalam lautan mimpi sang penghirup malam
Melawan hujan, mereguk jejak tanpa nama dunia
Dia yang
mencoba membaca arah
Dalam gelap, memanggil cahaya yang tersembunyi di balik aksara
Berdiri sendiri mencoba mengenal suara kerinduan
Adakah dia di sana masih terpaku menatap kenangan
Kemana
kau akan berlari
Melepas pagi dan mencoba memutar mentari
Apalah kau masih terlelap dan terus bermimpi
Memuja cinta tanpa rasa haus duniawi
Kenangan
hujan memanggilmu, dan tetap memanggil namamu
Meski luka mencoba menjauhkan dirimu dari putaran waktu masa lalu
Bulan di sana masih merindukanmu
Untuk kembali padanya, tanpa menghapus tangisan hujan di wajahmu.
Jadikan Aku Hujan
Oleh: Afifatur Rohman
Jadikan
aku hujan
Akan kulukis kisah dengan muara air
Akan kubuatkan bendungan yang dipenuhi cinta
Akan kupenuhi jiwamu dengan rintiknya rindu
Ajari aku
menjadi hujan
Agar aku bisa mengobati hausmu
Haus akan dentuman rindu
Mengalirkan kesejukan pada tubuhmu yang basah
Ijinkan
aku menjadi hujan
Aku ingin persembahkan musik dengan jatuhnya aku
Membuat alunan pada dinginnya cintamu
Tapi,
ini janjiku
Tak ada petir yang membuatmu benci akan diriku.
Seperti Hujan
Oleh: Michra Fahmi
Mereka
bilang aku aneh…
Karena aku selalu menunggu air turun dari langit
Mereka juga bilang aku gila
Karena senang bercerita pada hujan
Mereka selalu menjauh ketika rintik menyapa
Sementara aku selalu menyambutnya dengan riang
Kau benar
tentang hujan, ada aroma tanah yang terjamah
Dan selalu menggugah rasa rindu antara kita
Aku harap kau tau pernah lupa pada hujan yang mempertemukan kita
Saat bersama tersenyum memandang langit hitam dan derasnya hujan
Kau
ajarkan aku menjadi seperti hujan di malam hari
Atas harapan dan rinduku pada seseorang
Yaaah…
Hujan tak pernah lelah turun meski malam
Dan tak pula mengharapkan datangnya pelangi.
Secercah Hujan di Ujung Senja
Oleh: Reni Triasa
Masih
seputar rindu,
Tergeletak tak berdaya di antara sendu
Isak tangis semakin memekik kalbu
Terbata-bata melisankan ingin bertemu
Masih
seputar rindu,
Di ujung senja semakin rapuh
Di cercah hujan ingin tetap tinggal
Menanggung pedih serpihan rindu di atas bahu
Masih
seputar rindu,
Menyeret paksa jiwaku penuh bisu
Menahan jengkal langkahku dengan tangis
Suara hati yang berteriak histeris, berkata tetaplah di sini
Di atas rinai hujan yang jatuh tanpa jeda
Rindu ini belum selesai, katanya
Sajak Pertemuan Hujan dan Senja
Oleh: Windarsih
Guguran
air menyelubungi rona pipi senja
Mengembang senyum sepasang insan bertudung payung jingga
Bumi sudah dijamah resapan manis hujan senja
Usapan tangan di kala pintu-pintu langit terbuka
Magis hujan meniduri relung-relung kerinduan
Pertemuan
perpisahan silih berganti tanpa salam
Bagai sebujur kilat membelah angkasa tak pedulikan masa
Setara air hujan kala rasa menjatuhkan lara
Menatap hitam pemegang gagang payung jingga
Kularang
melangkah sebelum tangis hujan reda
Mencari bening di antara helai rambut legammu
Mendaratkan rindu semasa kemarau bertahta padaku
Sajak pertemuan di bawah kembang payung hujan
Teduhkan
jiwa dua insan pemuja ritme tetesan
Memori penghujung Desember pelukan batas senja
Engkau dan aku meniduri rasa manis air dirgantara.