Ngopi Malam 07 November 2019 Di Radio Mesra 102’8 FM Tema “Patah Hati

Arti kata Patah Hati menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) : Patah hati berasal dari kata dasar patah. Patah hati adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda.

Arti dari patah hati dapat masuk ke dalam jenis kiasan sehingga penggunaan patah hati dapat bukan dalam arti yang sebenarnya. Arti istilah patah hati adalah : 1. kecewa karena putus percintaan, kecewa karena harapannya gagal 2. hilang kemauan. 3. tidak mau berusaha (berkumpul) lagi Patah hati adalah metafora umum yang digunakan untuk menjelaskan sakit emosional atau penderitaan mendalam yang dirasakan seseorang setelah kehilangan orang yang dicintai, melalui kematian, perceraian, putus hubungan, terpisah secara fisik atau penolakan cinta.

Saat menjalin relasi, jiwa dan tubuh manusia saling terhubung. Ketika salah seorang dalam hubungan itu pergi, otak harus menyesuaikan lagi. Proses adaptasi itu kerap memicu rasa sakit yang ujungnya tak jelas, bisa hitungan hari, minggu, bulan bahkan tahunan. Patah hati tak selalu soal hubungan romantis.

Kehilangan pasangan, anggota keluarga, teman, hingga hewan piaraan bisa memicu patah hati. Patah hati bukan juga monopoli anak muda, bucin alias budak cinta, atau pun sad bois dan sad girls (komunitas Didi Kempot) saja. Siapapun bisa patah hati, termasuk orang lanjut usia dan bahkan orang berkarakter keras.

Tiap generasi dan zaman berbeda dalam mengekspresikan cinta dan patah hati. Hal yang pasti bahwa ekspresi cinta dan patah hati seseorang tak murni dari personal, tetapi juga dipengaruhi lingkungan. Cinta dan patah hati juga jadi tema abadi banyak pandangan filsafat ataupun berbagai karya sastra dan seni. Universalitas patah hati jadi bagian eksistensi manusia memilih atau menjadi sesuatu.

Menurut Djoko Saryono seorang guru besar Universitas Negeri Malang, “Patah hati itu ialah jalan hidup manusia. Ia adalah rindu salah alamat”. Menurut Djoko bahwa patah hati tak selalu berdampak negatif, tetapi bisa menjadikan manusia lebih matang.

Trie “Bang Rama” Astoto Kodarie Tokoh Pendidikan dan Budayawan Parepare

Tinggalkan Balasan