SUMUT, SULAPA. COM – Akhir Desember, Ja’far Akan Launching Sekaligus Peresmian Pabrik Perdana Biofar Shrimp Skincare Di Sumut menyusul di kepulauan lainnya
Nama Muhammad Ja’far Hasibuan kembali menjadi buah bibir. Pasalnya, ilmuwan muda dunia penemu obat kulit luar dan dalam bagi hewan dan manusia itu menunaikan nadzarnya akan membangun pabrik perdana Biofar Shrimp Skincare di Sumatera Utara dan. menyusul di kepulauan lainnya di indonesia
“Alhamdulillah, akad pembelian lahannya sudah kita tunaikan. Insha Allah, akhir Desember 2019 nanti kita akan launching sekaligus peresmian pembangunan pabrik Biofar Shrimp Skincare di Sumatera Utara,” kata Ja’far, dengan nada penuh bersyukur, hari ini.
Menurutnya, keberhasilannya itu berkat kegigihan serta kerja kerasnya selama ini. Tak lupa juga karena doa dari orang tua.
Perihal pabrik perdana Biofar Shrimp Skincare yang bakal dibangun tersebut, Ja’far masih enggan menyebut jumlah dan nilai investasinya. Hanya saja dia lirik investor asing dan Bank Dunia membenarkan telah menjual beberapa aset milik pribadinya.
“Insha Allah cukup dan berjalan lancar. Allah maha kaya, kalau niat kita ikhlas dan bisa memberi kontribusi kepada warga indonesia, terlebih dapat membantu mereka dengan lapangan pekerjaaan nantinya, maka berapa pun besarnya investasi akan dimudahkan dan dilancarkan urusannya,” ujar Ja’far yakin.
Sebagai bukti rasa syukurnya itu, minggu lalu Ja’far menggelar pengajian, sekaligus mengundang anak yatim piatu, untuk bisa berbagi dan membahagiakan mereka.
“Karena doa mereka (yatim piatu) itulah, saya bisa seperti ini,” papar Ja’far terus terang.
Kepedulian Ja’far ternyata tak sampai disini saja. Diam-diam, Ja’far telah membebaskan biaya pembelian obat herbal temuannya itu terhadap banyak orang di Indonesia manfaatnya sudah dirasakan mereka. “Selama masa promo dan pengenalan, saya memang membebaskan biaya obat herbal itu. Mungkin dengan cara seperti ini, saya bisa membantu mereka. Dan banyak yang sudah sembuh memberi kabar, saya merasa ikut bahagia,” ungkapnya.
Niat tulus Ja’far ini didasari oleh pertimbangan harga obat-obatan yang kini cukup mahal. Selain itu, banyaknya pasien BPJS yang mengeluh tentang iuran dan biaya obat yang sudah tidak terjangkau lagi, utamanya dialami oleh sebagian orang yang memiliki penghasilan rendah.
“Jadi semata-mata karena Allah, kita bisa berbagi keilmuan. Adakalanya kita tidak bicara bisnis, tapi lebih pada nilai kemanusiaan. Dan jika nanti Allah berkehendak, saya bisa bertemu Bapak Presiden Jokowi, saya akan menawarkan konsep ini. Setidaknya memberi solusi terkait biaya BPJS,” ujar Ja’far serius.
Bahkan untuk maksud tersebut, Ja’far mengaku sudah mempersiapkan konsep itu untuk Presiden Joko Widodo.
Seperti Apa Konsep Untuk Presiden RI Jokowidodo untuk selamatkan Indonesia Darurat Penyakit, menjaga dan melestarian lingkunan tanaman mangruve agar indonesia jauh terhindar bencana sunami di semua pesisir Indonesia dengan di bukanyan Pabrik ini bentuk keseriusan saya membantu tugas program Jokowidodo Kabinnet Jilid II.
Alasan Muhammad Ja far Hasibuan yang banyak mendapatkan prestasi tingkat dunia dan diluar negeri “Untuk bertemu Presiden Republik Indonesia Joko Widodo tujuannya mau mempersentasikan hasil reset temuannya yaitu obat herbal yang asli buatan anak bangsa yang di buat dengan cara sangat sederhana dan di akui oleh dunia internasional.
“Sebagai warga negara Indonesia, keinginan saya bertemu Pak Presiden bukan semata-mata minta dana, tapi ingin mempresentasikan temuan saya, di hadapan Pak Presiden dan Jajaran Menteri Kabinet Jilid II, sejak Bulan April 2019 kemarin sudah ditunggu, sampai saat ini belum diundang,” lanjut Ja’far.
Salah satu alasannya bertemu Presiden Jokowi dan Kabinet Kerja Jilid II Indonesia, menurut Ja’far, Indonesia Darurat Penyakit.
“Rakyat sakit Negara tidak bisa kuat” jika ingin negara kuat rakyat harus sehat, dengan cara pengobatan herbal, dengan di buka dan dikembangkannya herbal atau membuka Universitas Herbal di indonesia ini akan bagian dari solusi bagi masyarakat banyak serta otomatis defisit BPJS bisa berkurang, contohnya penyakit Diabetes atau penyakit Gula, kalau dia berobat sama dokter secara kimia, otomatis akhirnya cuci darah, sedangkan kalau pengobatan dengan herbal tidak kena komplikasi.
Lanjutnya secara otomatis rakyat Indonesia, khusus petani herbal, bisa maju dan berkembang, dengan menanam tanaman herbal, dan hasil kelautan, otomatis GNP kita akan makin tambah naik.
Potensi obat herbal di Indonesia sebenarnya masih terbuka lebar, karena belum dimanfaatkan secara optimal. Indonesia bisa belajar dari negara China yang pengobatan tradisionalnya sudah maju, dimana anak Indonesia,”tambah Ja’far.
Sebut Ja’far, China merupakan negara pengguna pengobatan tradisional terbesar di dunia. “Pengunaan herbal di China mencapai 50 Persen dari seluruh pengobatan. Umumnya negara di dunia hanya 35 Persen saja,” kata Ja’far, pakar herbal kulit untuk manusia dan hewan ĺuar dan dalam, dimana pemanfaatan herbal di Indonesia sebenarnya bisa mencontoh China, jika studi tentang tanaman obat semakin banyak. Bahkan, obat tradisional akan bisa setara dengan obat sintetik.
Diharapkan pemerintah jilid ke II, dengan program obat herbal temuan Ja’far, masyarakat dan tenaga kesehatan bisa lebih dekat dengan jamu yang bersumber dari hewan dan tumbuhan,” terangnya