
Kata hati juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati, dsb. Pelita hati atau hati nurani menunjukan bahwa kata hati adalah kemampuan pada diri manusia yang memberikan penerangan tentang baik buruk perbuatannya sebagai manusia. Orang yang tidak memiliki pertimbangan dan kemampuan untuk mengambil keputusan tentang baik dan benar, buruk dan salah, ataupun kemampuan dalam mengambil keputusan tersebut hanya dari sudut pandang tertentu (misalkan sudut kepentingan diri) dikatakan bahwa kata hatinya tidak cukup tajam.
Kata hati merupakan kemampuan membuat keputusan tentang yang baik-benar dan yang buruk-salah bagi manusia. Dalam kaitannya moral ataupun perbuatan. Hati nurani memerintahkan atau melarang kita melakukan sesuatu kini dan di sini. Ia tidak berbicara tentang yang umum, melainkan tentang situasi yang sangat konkret.
Hati nurani merupakan penerapan kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia dalam situasi konkret. Suara hati menilai suatu tindakan manusia benar atau salah, baik atau buruk. Hati nurani tampil sebagai hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru. Dalam hati, manusia sebelum bertindak atau melakukan sesuatu, ia sudah mempunyai kesadaran atau pengetahuan umum bahwa ada yang baik dan ada yang buruk. Setiap orang memiliki kesadaran moral tersebut, walaupun kadar kesadarannya berbeda-beda. Pada saat-saat menjelang suatu tindakan etis, pada saat itu kata hati akan mengatakan perbuatan itu baik atau buruk. Jika perbuatan itu baik, kata hati muncul sebagai suara yang menyuruh dan jika perbuatan itu buruk, kata hati akan muncul sebagai suara yang melarang. Kata hati yang muncul pada saat ini disebut prakata hati.
Pada saat suatu tindakan dijalankan, kata hati masih tetap bekerja, yakni menyuruh atau melarang. Sesudah suatu tindakan, maka kata hati muncul sebagai hakim yang memberi vonis. Untuk perbuatan yang baik, kata hati akan memuji, sehingga membuat orang merasa bangga dan bahagia. Namun, jika perbuatan itu buruk atau jahat, maka kata hati akan menyalahkan, sehingga, orang merasa gelisah, malu, putus asa, menyesal.
Hanya manusia yang memunyai kesadaran. Hewan tidak. Kesadaran berarti kesanggupan mengenal diri sendiri dan karena itu berefleksi tentang dirinya. Manusia bukan hanya melihat pohon di kejauhan sana, melainkan menyadari bahwa dialah yang melihatnya. Dalam diri manusia terjadi semacam penggandaan: ia bisa kembali kepada dirinya sendiri. Manusia bisa menjadi subjek yang mengamati juga sebagai objek yang diamati.
Hati nurani dapat salah, dapat membuat keputusan moral yang palsu. Sebagimana orang bisa membuat kesalahan-kesalahan dalam bidang hidup lainnya, demikian ia juga bisa salah dalam tingkah laku peribadinya. Tetapi dalam kesemuanya itu manusia hanya punya satu bimbingan, yaitu inteleknya. Hati nurani kita memberi batasan dalam keputusan peraktis akal budi yang mengatakan suatu perubahan buruk maka harus dihindari.
Hati nurani merupakan penuntun dalam perbuatan-perbuatan yang akan datang, mendorong kita untuk mengerjakannya atau menghindarinya, atau merupakan hakim atas perbuatan yang telah lalu, sumber pembenaran diri atau sumber rasa sesal kita. Oleh karena itu keputusan hati nurani adalah keputusan intelek dan intelek bisa sesaat karena memakai premis-premis yang palsu karena menarik keputusan yang tidak logis, maka hati nurani juga seksama atau keliru. Hati nurani yang seksama adalah hati nurani yang memutuskan sebagai baik hal yang benar-benar baik, atau memutuskan hal yang benar-benar buruk.
Fungsi kata hati atau hati nurani yaitu sebagai pedoman, pegangan atau norma untuk menilai sesuatu tindakan, apakah tindakan tersebut baik atau buruk. Sebagai pegangan atau peraturan-peraturan kongkrit didalam kehidupan sehari-hari dan menyadarkan manusia akan nilai dan harkat dirinya.
Sikap kita terhadap hati nurani adalah menghormati setiap suara hati yang keluar dari hati nurani kita. Mendengarkan dengan cermat dan teliti setiap bisikan hati nurani. Mempertimbangkan secara masak dan dengan pikiran sehat apa yang dikatakan hati nurani. Melaksanakan apa yang disuruh hati nurani.
Pelakon : Bang Rama, Bang Sahran, Bang Ahmad Dan Bung Dimas