PADANG SUMBAR, SULAPA. COM – Pasca Musda Partai Golkar Sumatera Barat yang memilih secara aklamasi Ketua Harian DPD Partai Golkar Sumbar Khairunnas sebagai Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Barat pada hari sabtu, 6 – 7 maret 2020 di Hotel Imelda, Ulu Gadut – Padang, berdampak pada konstelasi politik menjelang pilkada sumbar 2020. Hal ini akan mempengaruhi hasil statistik survei – survei lembaga yang terus memantau perkembangan Pilkada Sumbar 2020.
Setelah sukses dengan dukungannya terhadap calon ketua DPD Golkar sumbar
Menjadi Ketua DPD Golkar Sumbar, Tokoh Muda Golkar Taufik Ronaldo yang merupakan putra kelahiran Padang Panjang ini, berpendapat tentang Pilkada Gubernur Sumbar tahun 2020.
Menurut padangan Taufik Ronaldo, peta politik di Sumatera Barat relatif masih dinamis dan belum ada satu calon pun yang dominan, diperkuat oleh data – data yang dihasilkan oleh lembaga – lembaga survei yang kredibel.
Hal ini kesempatan bagi (Golkar) katanya, apakah akan mengusung sendiri calon gubernur sumbar dengan nilai tawar 8 kursi di DPRD Sumbar, atau cukup mengusung calon wakil gubernur sumbar.
“Berdasarkan hitungan dan sebaran asal calon gubernur yang muncul pada data – data lembaga survei nama – nama yang sering muncul adalah Mulyadi, Nasrul Abit dan Mahyeldi itupun dengan rataan nilai dikisaran 20an % dengan selisih tidak terlampau jauh serta adanya sisa pemilih yang belum menentukan pilihan.itu artinya adalah bahwa masih terbuka kemungkinan setiap calon untuk saling mengungguli satu sama lain.” Urai Taufik.
Lanjutnya, Sehingga butuh faktor penentu dalam tambahan perolehan suara dari pasangan calon wakil gubernur apakah akan sangat berpengaruh untuk menambah nilai keterpilihan secara signifikan atau tidak.
“Faktor daerah asal cagub dan cawagub juga sangat berpengaruh di Sumatera Barat yang masih memiliki sifat primordial yang kental, ini juga manjadi faktor tambahan dalam penentuan pasangan yang akan bertarung di Sumbar.” Terangnnya
Berdasarkan data survei yang telah disebar lembaga survei di berbagai media , terlihat dari nama calon popular survei, bisa bagi daerah asal untuk lumbung suara calon yang berlaga di pilkada yaitu Mulyadi (asal Agam), Mahyeldi (asal Agam), Nasrul Abit (asal Pesisir Selatan) ditambah dengan kuda hitam pasangan independen fakhrizal (asal agam) artinya daerah agam suara pemilihnya akan pecah terbagi kepada calon yang berasal dari agam. Walaupun Golkar bisa mendengar siapa yang sering disebut di akar rumput calon yang lebih dominan.
Menurutnya Semua ini adalah data awal dalam pencarian pasangan yang layak untuk dikedepankan, dan masih banyak faktor dan “SWOT” yang harus dianalisa sehingga calon yang usung dapat bersaing dengan ketat di Pilkada Sumbar.
“Sebagai kader golkar, melihat data – data yang ada serta keinginan kita untuk memenangi Pilkada Gubernur Sumbar tahun 2020, saya mengusulkan dan menyatakan dukungan untuk Ketua DPD Golkar Sumatera Barat untuk terjun di pertarungan pilkada dengan berkolaborasi dengan calon yang di usung oleh Partai Demokrat yaitu Mulyadi.” hatapnya.
Pasangan Mulyadi – Khairunnas (M&K) memiliki dasar yang kuat untuk diusung sebagai Calon Pemenang. Berdasarkan data awal tadi kemungkinan tambahan perolehan suara akan didapatkan oleh mulyadi dikarenakan asal khairunnas dari solok.
Jumlah pemilih daerah solok sangat signifikan untuk diperebutkan dalam pertarungan pilkada. Solok itu arti nya Kab Solok, kab Solok Selatan, Kota Solok dan masih banyak perantau – perantau solok yang akan terus mensupport khairunnas untuk maju dan membenahi sumatera barat.
Sebagai info tambahan yang perlu di ketahui peta dapil 1 sumbar masih min calon pasangan yang turun di pilkada sumbar sehingga kue suara yang diperebutkan sangat terbuka untuk diambil.
Jadi berdasarkan faktor penentu awal itu lah sebagai dasar untuk mengusung pasangan Mulyadi – Khairunnas (M & K) menjadi kandidat calon gubernur sumatera barat dan Insha Allah akan menjadi pemenang di pertarungan pilkada 2020 Sumatera barat.