Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tahan banting?Selama ini ya. Rupiah melemah, inflasi, resesi atau apalah namanya , UMKM cenderung bertahan karena dia bermain ibarat dalam militer dibawah radar.
Sektor riil tetap berjalan dan bahkan dilihat dari sisi bank, ada bank yg memiliki non performing loan (kredit bermasalah) pada nasabah mikro hampir 0%.
Tapi sekarang ketika virus corona melanda disertai dengan gerakan mengunci aktivitas warga tak bisa lagi bilang UMKM tahan.
Dia pasti terguncang sampai ludes tidak bersisa. Bayangkan bila pendemi corona tidak berakhir sampai bulan Syawal, semua pinjaman bank sudah masuk kategori kuranglancar atau diragukan Karena pelaku usaha tak ada pemasukan.
Bank menawarkan relaksasi kredit, Tapi bagi nasabah dengan pinjaman sampai 150 juta kurang lebih, jurus ini sulit berhasil. Mengapa? Ya karena usaha mereka berakhir/tutup dan pedagangnya entah dimana.
Apalagi untuk nasabah kredit usaha rakyat (KUR) mikro. Nah sekarang bank harus memapping portofolio kreditnya dan aktif mendampingi nasabah bukan cuma nagih. Bagi bank masih ada sih asuransi kredit, mereka bisa segera gesit mengajukan klaim.
Bagi nasabah perlu keterbukaan kejujuran minta konsultasi dengan bank. Kredit-kredit bagi UMKM yang digelontorkan untuk membantu peningkatan pertumbuhan ekonomi sekarang berbalik menjadi senjata makan tuan.
Mumpung belum benar-benar terjadi kita harus berjuang gigih melawan laju penularan virus corona. Virus yang hobbynya jalan-jalan akan mati ketika kendaraannya (manusia) diam dirumah dan rajin bebersih diri. Dengan disiplin kita lawan Virus Corona (Covid 19)
Penulis Muhammad Satar, SE., S.Pd.I., M.M.
(Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Parepare)