PAREPARE, SULAPA. COM — Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI, Dr Tri Widodo Wahyu Utomo tidak ragu menyebut Wali Kota Parepare, Dr HM Taufan Pawe sebagai kepala daerah yang inovatif di Indonesia. Karena itu, Parepare pun jadi barometer inovasi bagi daerah lain.
Hal ini diungkap Dr Tri Widodo saat berbicara dalam kegiatan Penguatan Inovasi Daerah yang digelar secara virtual oleh Pemkot Parepare melalui Bappeda, Selasa, 10 November 2020.
Kegiatan itu diikuti Wali Kota Parepare Dr HM Taufan Pawe, Sekda H Iwan Asaad, para Staf Ahli, Asisten, Kabag, para Camat, pejabat struktural dan fungsional lingkup Pemkot Parepare. Tidak kurang 100 peserta daring yang ikut dalam kegiatan ini.
“Pak Taufan Pawe ini kepala daerah inovatif. Karena itu Parepare jadi barometer inovasi bagi daerah lain. Jadi Parepare semua harus berinovasi mulai dari OPD sampai ASN bahkan kelompok masyarakat,” ungkap Tri Widodo.
Tri mengemukakan, bukti Parepare Kota inovasi adalah masuk dalam catatan inovasi Kementerian Dalam Negeri peringkat 51 Kota Sangat Inovatif di Indonesia.
Parepare, menurut dia telah banyak makan garam dalam persoalan inovasi. Pengalaman dan pengakuan Parepare sebagai barometer inovasi di Indonesia di bawah nahkoda Taufan Pawe merupakan modal utama dalam mewujudkan brand Parepare sebagai Kota Cinta.
“Apakah berada pada peringkat 51 Kota Sangat Inovatif di Indonesia merupakan tujuan akhir? Tujuan akhir yang rasional kita balik 51 menjadi 15. Saya yakin bapak ibu semua mampu di bawah kepemimpinan Bapak Taufan Pawe,” tegas Tri.
Tri mengungkapkan, capaian inovasi Pemkot Parepare di level nasional, seperti beberapa kali masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Indonesia, Top 40, Top 45 dan lomba inovasi daerah tatanan normal baru di sektor pariwisata, serta sejumlah inovasi prestisius lainnya.
“Saya yakin Parepare semakin kuat dalam berinovasi. Sebagai bukti nyata otentik, inovasi Berdaya Srikandi Oleh Srikandi Parepare sekarang masuk dalam tingkat internasional. Feeling saya inovasi ini akan menjadi yang terbaik masuk kelas dunia,” puji Tri.
Tri juga mengaku kagum dengan visi misi Taufan Pawe dalam menjadikan Parepare sebagai Kota Industri Tanpa Cerobong Asap.
“Banyak daerah yang punya visi dan misi sebagai kota industri tapi tanpa embel-embel tanpa cerobong asap, dan menurut saya embel-embel inilah yang sangat luar biasa,” ungkit Tri.
Dia membeberkan bahwa data capaian IPM Parepare di Sulsel sejak 2017 hingga 2019 berada dalam posisi tiga besar.
Mendengar pemaparan Tri Widodo, Taufan Pawe mengaku makin terinspirasi. Taufan memaknai kata berlari dalam inovasi ini. Yang artinya bergerak kencang. Tidak ada waktu untuk tidak berinovasi.
“Inovasi ini harus diolah lebih jauh lagi, sehingga kami harus berlari. Ajaran agama kan beda orang berdiri, berjalan, dan berlari. Jadi Parepare harus tampil inovasi yang bergerak untuk kesejahteraan masyarakat,” tekan Wali Kota penggagas Teori Telapak Kaki yang sudah diakui oleh Institut Bank Indonesia (BI) ini.
Taufan mengulas ada tiga sektor industri yang menjadi inovasi agar masyarakat Parepare bisa merasakan Kota Industri Tanpa Cerobong Asap yang muaranya adalah sektor jasa. Yakni pendidikan, kesehatan, dan pariwisata. Taufan mencontohkan hadirnya Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun, yang membuat Parepare bukan lagi kota transit dan persinggahan, tapi sudah menjadi daerah tujuan.
“Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun itu kan dekat pelabuhan, saya yakin yang turun dan masuk di Parepare tidak kurang dari 500 ribu orang. Karena itu saya lahirkan teori telapak kaki, sebab penduduk Parepare hanya 154 ribu, artinya 154 ribu pasang kaki. Nah, dengan spot yang hadir itu, daerah hinterland Parepare akan fokus ke Parepare,” ulas Taufan.
Taufan mengaku impiannya tidak muluk. Hanya ingin agar daerah tetangga maju, dengan begitu masyarakatnya datang membelanjakan uangnya di Parepare. “Saya punya mimpi, warga daerah tetangga seperti Pinrang dan Sidrap yang hanya berjarak 20-30 km dari Parepare, sarapan, minum kopi di Parepare baru mereka masuk kantor di daerahnya,” beber Taufan.
Taufan pun mengungkit, jika di awal pemerintahannya pada 2013, dia diwarisi PAD hanya Rp72 miliar. Kini setelah tujuh tahun pemerintahannya dia berhasil menaikkan PAD 120 persen menjadi Rp137 miliar.
“Ini bukan akhir segalanya. Tapi ini hanya halte untuk inovasi yang lebih besar lagi bagi kesejahteraan masyarakat Parepare,” tandas Wakil Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) ini. (*)